Social Icons

twitterfacebookgoogle plus

MENJARING CALEG 2014

KOMISI Pemilihan Umum (KPU) melangkah lagi satu tahap. Setelah pekan lalu (8/1) memutuskan 10 partai politik lolos sebagai peserta Pemilu 2014, kemarin KPU menetapkan nomor urut ke-10 partai tersebut sebagai peserta Pemilu 2014. Langkah KPU itu bertujuan memastikan setiap agenda tidak melenceng dari jadwal. KPU ingin Pemilu 2014 menjadi pemilu bermutu. Namun, pemilu bermutu tidak hanya disebabkan semua agenda tepat waktu, tetapi lebih dari itu ialah pemilu menghasilkan anggota dewan yang berkualitas. Kualitas anggota dewan sepenuhnya menjadi tanggung jawab partai politik, bukan KPU. Kualitas anggota DPR bisa ditelusuri sejak parpol menyiapkan dan merekrut calon anggota legislatif (caleg). Partai politik semestinya telah mencatat berbagai keluh kesah, kritik, bahkan sumpah serapah rakyat soal DPR dan anggota dewan dalam lima tahun terakhir. Harus diakui bahwa kualitas dan kinerja DPR jauh dari harapan. Misalnya, target legislasi tak pernah tercapai. Pada 2012, DPR hanya menyelesaikan 30 UU dari 69 RUU prioritas. Mutu UU yang dihasilkan pun rawan digugat. Banyak UU yang dibuat DPR dan pemerintah langsung diuji Mahkamah Konstitusi (MK) kemudian dibatalkan MK. Tidak hanya itu. Sejumlah predikat miring masih melekat erat pada DPR. Predikat sebagai lembaga terkorup belum juga ditanggalkan. Predikat sebagai pemalas juga masih terpatri kuat. Penilaian bahwa anggota DPR sering melakukan transaksi-transaksi ilegal belum juga pupus. Semua predikat miring itu mestinya menjadi catatan bagi partai politik saat merekrut caleg untuk Pemilu 2014. Partai politik harus menyadari bahwa sebagai mata air, mereka harus mengalirkan air yang jernih untuk membersihkan DPR dari berbagai predikat miring itu, bukan air yang kotor dan jorok yang menambah limbah ke dewan. Harus diingat bahwa mutu anggota DPR mencerminkan kualitas partai politik. Jika hanya menggadang para pesohor untuk mendulang kursi, tetapi mengabaikan kualitas orang yang duduk di kursi itu, partai politik telah gagal meski memiliki jumlah kursi besar. Partai politik memang tidak salah mencalonkan para selebritas asalkan yang dicalonkan itu mumpuni dan nyaring memperjuangkan kepentingan publik. Namun, partai politik mencederai nurani publik jika mencalonkan pesohor yang hanya menambah suara dalam setiap pengambilan keputusan di DPR melalui voting. Kita ingatkan bahwa rakyat telah lelah dengan berbagai ulah anggota DPR dan partai politik yang tidak kunjung berhenti mencampakkan aspirasi rakyat. Kita percaya rakyat kini telah mencatat rekam jejak para anggota DPR dan partai politik yang gemar menyakiti hati rakyat kemudian menghukum mereka dalam pemilu nanti. Partai politik perlu menyadari bahwa rakyat kini kian cerdas, tak mudah lagi tergiur oleh janji-janji muluk yang ditebar saat kampanye. Rakyat kini tak tergoda lagi dengan wajah-wajah tampan, cantik, tetapi mempertimbangkan isi kepala dan sikap negarawan para caleg. Hanya partai politik yang menawarkan caleg bermutu, yang jauh dari sumpah serapah publik, yang akan memanen suara dan kepercayaan rakyat dalam Pemilu 2014

No comments:

Post a Comment

 
Blogger Templates